
Dalam lanskap kuliner yang semakin kompetitif, pemilik usaha terus mencari strategi unik untuk membedakan diri dan menarik perhatian pelanggan. Salah satu pendekatan yang terbilang antimainstream namun efektif adalah dengan menyematkan foto atau karikatur pemilik pada logo atau elemen branding restoran. Strategi ini tidak hanya memperkuat identitas merek, tetapi juga membangun koneksi personal dan persepsi autentisitas dengan konsumen. Fenomena ini kembali mencuat belakangan ini, menunjukkan bahwa sentuhan personal dari sang perintis dapat menjadi daya tarik kuat. Berikut adalah lima tempat makan laris yang menerapkan strategi branding ini:
Pertama, Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli. Restoran soto legendaris ini telah menempelkan foto sang pendiri, Pak Sadi, pada peralatan makan mereka, yang kemudian menarik perhatian warganet di media sosial. Berawal dari berdagang soto keliling pada awal 1960-an, Pak Sadi kemudian menetap di Ambengan, Surabaya, pada tahun 1971 dan membuka warungnya yang menjadi cikal bakal Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli yang diminati banyak orang hingga kini. Racikan kuah bening kekuningan yang kaya rempah dan koya gurih menjadi ciri khas yang memperkuat citra autentik hidangan ini, seiring dengan wajah Pak Sadi yang menjadi jaminan kualitas.
Kedua, Ayam Presto Ny. Nita. Tempat makan ini juga dikenal luas di Indonesia, dengan nama "Ny. Nita" yang secara kuat melekat pada identitas mereknya. Sebagai perintis, Bu Nita terus menjaga kualitas rasa, kebersihan, dan keamanan makanan yang disajikan. Resep yang dikembangkan sejak tahun 1989 di Solo dengan teknik masak modern ini, kini memiliki banyak cabang di berbagai kota, termasuk Jakarta, namun semua racikan tetap dipusatkan di satu dapur untuk menjaga konsistensi cita rasa. Penggunaan nama "Ny. Nita" dan asosiasi visual dengan figur pemiliknya menjadi penanda kualitas dan warisan resep.
Ketiga, Kentucky Fried Chicken (KFC). Merek ayam goreng global ini dikenal dengan logo karikatur Kolonel Harland Sanders, pendirinya. Sejak tahun 1952, logo asli KFC secara menonjol menampilkan karikatur seluruh tubuh Kolonel Harland Sanders, yang melambangkan sentuhan pribadi dari pendiri merek tersebut. Gambar ini, lengkap dengan setelan putih dan dasi hitamnya, memproyeksikan keramahtamahan dan tradisi, atribut penting untuk restoran baru itu. Citra Kolonel Sanders yang ramah dan familier telah menjadi simbol universal keramahan, kualitas, dan tradisi.
Keempat, Wendy's. Rantai makanan cepat saji Amerika ini menggunakan karikatur putri pendirinya, Melinda Lou "Wendy" Thomas-Morse, sebagai logo ikonik mereka. Dave Thomas, sang pendiri, menamai restoran ini dari julukan putrinya dan wajahnya yang muda dan tersenyum menjadi pusat identitas merek sejak awal. Meskipun logo tersebut telah mengalami beberapa iterasi sejak tahun 1969, wajah Wendy tetap menjadi simbol utama yang memberikan kesan rumahan dan ramah pada merek tersebut.
Kelima, Mbah Jingkrak. Restoran Indonesia yang populer ini dikenal dengan hidangan pedasnya dan sering kali menampilkan karikatur atau ilustrasi seorang wanita tua, yang diasosiasikan sebagai "Mbah Jingkrak," dalam branding-nya. Citra ini menjadi bagian integral dari identitas visual restoran, mencerminkan karakter kuat dan keaslian cita rasa masakan yang disajikan. Penggunaan persona "Mbah Jingkrak" membantu menciptakan narasi yang kuat tentang resep turun-temurun dan pengalaman kuliner yang berani.
Strategi penggunaan foto atau karikatur pemilik pada logo ini terbukti ampuh dalam menciptakan kesan personal, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan memperkuat narasi merek tentang asal-usul dan kualitas. Di tengah persaingan ketat, sentuhan manusiawi ini menjadi pembeda yang signifikan.